Rabu, 09 November 2011

Agroteknologi UNILA: Hutan Sumatera Masuk Situs Terancam sumber : http:...

Agroteknologi UNILA: Hutan Sumatera Masuk Situs Terancam sumber : http:...: Hutan Sumatera Masuk Situs Terancam sumber : http://www.hariini.info/2011/07/11/hutan-sumatera-masuk-situs-terancam.html World Herita...

Hutan Sumatera Masuk Situs Terancam

 sumber : http://www.hariini.info/2011/07/11/hutan-sumatera-masuk-situs-terancam.html

World Heritage Comitee, dalam pertemuan tahunan yang berlangsung di Paris pada Rabu (22/6/2011) lalu, menambahkan hutan hujan tropis di Sumatera dalam daftar Situs Dunia Terancam (List of World Heritage in Danger). Aktivitas perusakan yang terjadi di wilayah tersebut mendorong penambahan wilayah itu dalam Daftar Situs Terancam.


Sejak tahun 2004, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mendorong masuknya kawasan hutan Sumatera dalam daftar situs terancam. Dalam monitoring selama 5 tahun terakhir, IUCN dan UNESCO menemukan bahwa hutan Sumatera memang butuh restorasi segera. Pembangunan jalan, pertanian, dan perkebunan adalah ancaman utama bagi hutan ini.

Masuknya hutan hujan tropis Sumatera dalam daftar situs terancam adalah pesan bagi dunia untuk mendukung pelestarian situs ini. Komite telah mengambil keputusan setelah debat bertahun-tahun. Kita perlu memastikan bahwa ini mendorong adanya langkah nyata untuk mengatasi ancaman yang ada,” kata Peter Suide, senior advisor on World Heritage IUCN ".
Panen Hibrida di Pasuruan Sumber Berita : Biro Umum dan Humas Deptan RI

PASURUAN - Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA bersama puluhan anggota Kelompok Tani Rukun Tani di Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, melakukan panen raya Varietas Padi Sembada 168 pada lahan seluas 10 hektar. Dari hasil ubinan, panen kali ini menghasilkan 6,45 kg atau setara dengan 10,32 kwintal per hektar gabah kering atau 89,28 kwintal per hektar gabah giling. Varietas Padi Sembada 168 ini memang memiliki keunggulan dibandingkan varietas lainnya seperti pontensi produksi lebih tinggi, posisi tanaman tegak dan ketahanan terhadap hama penyakit lebih tangguh. Dalam kesempatan itu, Bupati Pasuruan, Dade Angga menjelaskan bahwa Kabupaten Pasuruan memiliki potensi lahan yang sangat strategis terdiri dari sawah seluas 39.323,9 Ha, pekarangan 9.165,62 Ha, Tegal 44.516,34 Ha dan hutan 27.808,33 Ha. Potensi tersebut semakin terlihat dengan adanya dukungan Pemerintah Pusat melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan dan holtikultura serta berbagai bantuan mulai dari alsintan hingga bibit tanaman kedelai, jagung hibrida, padi hibrida dan non hibrida untuk 431 kelompok tani, 327 desa dan 24 kecamatan. “Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan pemerintah pusat,” ungkap Dede. Sementara itu, Mentan mengaku senang dengan hasil panen padi hibrida kali ini sebab pertanaman padi hibrida dinilai memiliki banyak kendala dalam budidayanya, apalagi pada kondisi iklim yang kurang bersahabat pada akhir - akhir ini. "Namun hal itu tidak berlaku bagi kelompok tani Rukun Tani yang dapat melakukan panen dengan sukses dan mendapatkan produktivitas tinggi. Hal ini membuktikan bahwa padi hibrida dapat dibudidayakan secara baik di Indonesia," jelas Mentan. Lebih lanjut Mentan mengatakan bahwa padi hibrida merupakan salah satu hasil inovási teknologi maju, untuk menjawab tantangan makin meningkatnya jumlah permintaan beras, sementara lahan sawah terus berkurang sehingga peningkatan produksi harus dilakukan melalui peningkatan produktivitas. Mentan menghimbau kepada semua kelompok tani untuk melakukan penanganan yang intensif terhadap padi hibrida ini, yaitu pemupukan secara maksimal, pengairan dan pembasmian terhadap hama. Selain itu, Mentan berpesan agar varietas hibrida ini harus dibuat di dalam negeri. Pada kunjungan ini, Mentan juga menyerahkan bantuan berupa benih kepada beberapa kelompok tani yang memenangkan lomba ubinan. Sumber: Biro Umum dan Humas
Brasil Jajaki Kerjasama di Bidang Riset Pertanian Sumber Berita : Biro Umum dan Humas Departemen Pertanian RI

JAKARTA – Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono MMA menerima kunjungan Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto Da Silveira Soares untuk menjajaki beberapa kerjasama di bidang pertanian.Menurut Mentan, Brasil menginginkan kerjasama yang lebih intens di bidang peternakan dan tanaman pangan khususnya pengembangan riset untuk menghasilkan benih unggul pada tanaman kedelai dan tebu. ”Saya rasa, tawaran kerjasama ini sangat potensial mengingat Indonesia saat ini sedang gencar melaksanakan program swasembada kedelai dan gula. Apalagi Brasil selama ini sukses mengembangkan kedelai dan komoditas tebu untuk menghasilkan gas etanol,” kata Mentan. Berkaitan dengan keinginan Brasil untuk melakukan eksportasi daging sapi ke Indonesia, Pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi No. 18/ 2009, importansi ternak hidup, daging dan produk turunannya hanya dapat dilakukan dari negara yang memiliki status bebas penyakit (country base status). ””Perlu ada follow up tentang status country base ini karena dapat menghambat kerjasama dengan negara – negara lain yang menganut zona base. Kalau perlu dilakukan revisi UU no 18 tahun 2009 agar bisa kembali ke zona base atau bahkan ke protection zone yang dimungkinkan oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE),” jelas Mentan.Kunjungan Duta Besar Brasil kali ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan Indonesia – Brasil sebelumnya. Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Brasil telah melaksanakan Sidang Komisi Bersama (SKB) sebanyak dua kali dan pada pertemuan SKB ke- 2 yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 3-4 Oktober 2011 yang lalu, atas permintaan pihak Brasil telah dibentuk Working Group on Agriculture yang menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya tentang kesiapan Indonesia untuk melakukan penandatanganan MoU antara Kementerian Pertanian – EMBRAPA serta Technical Cooperation Project (TCP) di bidang kerjasama penelitian dan pertukaran material genetic kelapa sawit dan penelitian serta pertukaran ahli di bidang gula tebu.